Visi dan Awal Kepemimpinan Camat Gedhe Artha
Sejak menjabat sebagai Camat Kuta Selatan pada Januari 2020, Bapak Gedhe Artha memiliki visi yang jelas: meningkatkan pelayanan publik dengan fokus pada kepuasan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari angka 80-an menjadi 94.
Untuk mencapai visi tersebut, beliau melaksanakan 7 area perubahan, yaitu:
- Manajemen Perubahan
- Penataan Tatalaksana
- Penataan sistem manajemen SDM
- Penguatan Akuntabilitas Kinerja
- Penguatan pengawasan
- Peningkatan Kualitas layanan Publik
- Inovasi Pelayanan publik
Tidak hanya itu, beliau juga terus mendorong lahirnya inovasi baru yang dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Kuta Selatan.
Tantangan dalam Memimpin Kecamatan Kuta Selatan
Sebagai wilayah dengan aktivitas ekonomi dan pariwisata yang sangat dinamis, tantangan terbesar dalam kepemimpinan Bapak Gedhe Artha adalah bagaimana menciptakan inovasi yang tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Pelayanan publik yang cepat dan efisien menjadi kunci utama dalam menghadapi dinamika di Kuta Selatan, di mana mobilitas warga lokal maupun turis sangat tinggi.
16 Inovasi yang Mengubah Wajah Pelayanan Publik
Hingga saat ini, Kecamatan Kuta Selatan telah melahirkan 16 inovasi, sebagian besar telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Berkat berbagai inovasi tersebut, Kecamatan Kuta Selatan telah menerima banyak penghargaan baik di tingkat lokal maupun nasional.
Beberapa inovasi unggulan yang telah berjalan dan memberikan dampak besar bagi masyarakat antara lain:
1. Kios Pelayanan Publik
Mengadaptasi konsep Mall Pelayanan Publik, Kecamatan Kuta Selatan menghadirkan Kios Pelayanan Publik yang tersebar di desa dan kelurahan. Hal ini mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan pemerintahan tanpa harus datang ke kantor kecamatan.
2. Madulangsat (Jumat Pengaduan Langsung Masyarakat)
Program ini memungkinkan masyarakat mengajukan keluhan langsung kepada pihak kecamatan setiap hari Jumat. Tidak hanya untuk warga lokal, warga asing pun dapat memanfaatkan layanan ini untuk menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi.
3. Prajasakti: Jemput Bola ke Masyarakat
Melalui program ini, pihak kecamatan melakukan peninjauan langsung ke masyarakat, khususnya bagi mereka yang mengalami kendala dalam mengakses layanan pemerintahan.
Dan Inovasi lainnya Seperti :
- KUMIS BIMA (Kuta Selatan weekend Service)
- URBAN FARMING
- GADIS MANIS (Gerai Layanan pengaduan dan konsultasi masalah silsilah dan waris)
- RAJAPALA (Laporan kinerja kepala lingkungan)
- PERJAKA (Patroli jaga kuta selatan)
- UKRAF (UMKM Rangers Festival)
- SIKECAK (Sistem Informasi keuangan Cepat akurat dan komperhensif)
- SEKOLAH SAYUR
- ADI OKE (antrian digital online)
- TAMAN GUMI BANTEN
- PANDUMAS (pelayanan pengaduan masyarakat)
- PODCAST POKUSAMAKAMU
Strategi Mewujudkan Inovasi yang Berkelanjutan
Mewujudkan inovasi yang efektif dan berkelanjutan bukanlah tugas yang mudah. Menurut Bapak Gedhe Artha, kunci utama keberhasilan inovasi di Kecamatan Kuta Selatan adalah integritas dan komitmen.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pelayanan publik,Melalui Inovasi KUMIS BIMA (Kuta Selatan weekend Service) Kecamatan Kuta Selatan menerapkan jadwal kerja hari Sabtu bagi para pegawai, meskipun tidak mendapatkan bayaran tambahan. Hal ini dilakukan murni atas dasar pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat.
Kolaborasi dengan Masyarakat dan Sektor Swasta
Dalam menjalankan berbagai inovasi, Kecamatan Kuta Selatan tidak bekerja sendirian. Partisipasi aktif masyarakat dan sektor swasta menjadi faktor penting dalam kesuksesan program-program yang telah dijalankan.
Respon masyarakat terhadap inovasi yang dilakukan sangat positif, karena mereka bisa merasakan langsung dampak dari program-program tersebut. Bahkan, Kecamatan Kuta Selatan juga telah menjalin kerja sama dengan Universitas Udayana dalam pengembangan berbagai inovasi berbasis akademik.
Evaluasi Program: Mengukur Keberhasilan dengan Data
Untuk memastikan inovasi yang dijalankan benar-benar efektif, Kecamatan Kuta Selatan menggunakan berbagai metode evaluasi, di antaranya:
✅ IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat)
✅ Survei online yang dapat diakses melalui website kecamatan
✅ Grup WhatsApp khusus warga untuk menerima masukan secara langsung
Selain itu, masyarakat juga dilibatkan dalam pengembangan inovasi dan program agar tetap relevan dengan kebutuhan mereka.
Mengatasi Tantangan dalam Inovasi
Setiap inovasi pasti menghadapi tantangan. Namun, dengan mitigasi risiko yang matang dan pelibatan semua aspek masyarakat, berbagai hambatan dapat diatasi.
Menurut Bapak Gedhe Artha, banyak camat di Indonesia ingin berinovasi tetapi terkendala sumber daya atau dukungan. Solusinya? Integritas, konsistensi, dan kemauan kuat dari pemimpin wilayah. Tidak semua inovasi membutuhkan modal besar, yang terpenting adalah kemauan untuk memulai dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Rencana Inovasi Masa Depan: Kuta Selatan Makin Mendunia
Sebagai daerah tujuan wisata internasional, Kecamatan Kuta Selatan berencana mewajibkan penggunaan bahasa asing selama 1-2 hari dalam seminggu.
Untuk mendukung program ini, pelatihan bahasa asing telah dimulai dan dilakukan secara gratis dengan melibatkan mahasiswa magang sebagai pengajar. Ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi dapat menciptakan inovasi tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Pesan untuk Camat di Seluruh Indonesia
Sebagai penutup, Bapak Gedhe Artha memberikan pesan inspiratif bagi rekan-rekan camat di seluruh Indonesia:
"Kalau kita mau, pasti kita bisa. Selalu ada jalannya. Kita tidak bisa melakukan semuanya sendirian, maka dari itu ada yang namanya kolaborasi."
Dengan semangat inovasi dan pelayanan publik, Kecamatan Kuta Selatan telah membuktikan bahwa pelayanan yang lebih baik bukan hanya impian, tetapi bisa diwujudkan dengan kerja keras dan komitmen. Semoga inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi kecamatan lain di seluruh Indonesia!
Artikel ini dipersembahkan oleh FORCASI (Forum Camat Seluruh Indonesia) sebagai bentuk apresiasi terhadap inovasi kecamatan yang berdampak nyata bagi masyarakat.