Pemajuan Budaya Lokal Melalui Inovasi Camat: Batu Sandi Salapan Kini Dipamerkan untuk Publik di Simeulue
Simeulue, 11 Juli 2025 — Sebuah langkah penting dalam pelestarian budaya lokal diambil oleh Pemerintah Kecamatan Teupah Barat, Kabupaten Simeulue, melalui inovasi pemajuan situs sejarah Batu Sandi Salapan. Inovasi ini menjadi tonggak baru dalam upaya menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah dan identitas lokal dengan mengeluarkan artefak bersejarah berusia lebih dari 400 tahun dari tempat penyimpanannya di dalam masjid untuk ditampilkan secara terbuka di pelataran Masjid Babussalihim, Desa Salur.
Batu Sandi Salapan merupakan situs sejarah yang memiliki nilai simbolis dan historis tinggi bagi masyarakat Simeulue. Keberadaannya yang semula tersembunyi di dalam ruang tertutup kini dibuka dan dihadirkan untuk publik sebagai bagian dari pendekatan baru dalam memajukan pendidikan sejarah, memperkuat identitas daerah, dan mengembangkan potensi wisata budaya.
Langkah ini diinisiasi langsung oleh Camat Teupah Barat, yang menyadari pentingnya mendekatkan warisan sejarah dengan masyarakat, terutama generasi muda. Inovasi ini bukan hanya soal pemindahan fisik artefak, tetapi juga sebuah strategi edukatif dan kultural.
Tujuan utama dari pemajangan Batu Sandi Salapan ini mencakup lima aspek strategis:
- Pengenalan Sejarah Lokal – Agar masyarakat, terutama generasi muda dan wisatawan luar daerah, mengenal dan memahami nilai historis dari Batu Sandi Salapan.
- Edukasi dan Literasi Sejarah – Sebagai media pembelajaran yang dapat menumbuhkan wawasan pendidikan dan pengetahuan sejarah masa lampau.
- Pelestarian Warisan Budaya – Meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga dan merawat peninggalan sejarah sebagai identitas daerah.
- Penguatan Pariwisata – Menjadikan situs sejarah ini sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang dapat mendukung pembangunan sektor pariwisata Simeulue.
- Identitas dan Kebanggaan Daerah – Menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap warisan daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas kebangsaan.
Inovasi ini dijalankan dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah kecamatan, pengelola masjid, tokoh masyarakat, dan komunitas pelestari budaya. Tidak hanya bersifat simbolik, tindakan ini juga dilengkapi dengan upaya edukatif, seperti penyediaan informasi sejarah di sekitar lokasi dan rencana kegiatan pendukung yang bersifat kultural.
Dengan diluncurkannya pemajangan Batu Sandi Salapan ke ruang publik, Kecamatan Teupah Barat menunjukkan bahwa inovasi pelayanan publik juga bisa bermakna dalam konteks sosial dan budaya. Inisiatif ini sekaligus menegaskan bahwa pelestarian warisan sejarah tidak hanya menjadi tanggung jawab pusat, tetapi juga dapat dimotori oleh pemerintahan tingkat kecamatan yang berpihak pada nilai-nilai kearifan lokal.
Langkah ini diharapkan menjadi contoh baik bagi kecamatan lainnya dalam menjadikan warisan sejarah sebagai bagian dari pelayanan publik berbasis nilai budaya dan pendidikan.