FORUM CAMAT SELURUH INDONESIA

Membangun Sinergi Komunikasi Koordinasi Dalam Mengemban Tugas Kepamongprajaan Sebagai Abdi Negara dan Masyarakat

Artikel

CATIN BERTAPAH Inovasi Camat Teupah Tengah Mendidik Melalui Tradisi Perkawinan

“CATIN BERTAPAH” — Inovasi Camat Teupah Tengah Mendidik Melalui Tradisi Perkawinan

Teupah Tengah, Simeulue — Camat Teupah Tengah menciptakan inovasi unik dengan meluncurkan program CATIN BERTAPAH (Calon Pengantin Bertanam)—di mana setiap calon pengantin diwajibkan menanam bibit kelapa sebagai syarat ikut menikah di kecamatan tersebut  .

 

Latar Belakang

Kecamatan Teupah Tengah mengenal konsep “bertapah” sebagai akar budaya lokal. Camat memanfaatkan momen pernikahan sebagai momen strategis untuk edukasi lingkungan, meningkatkan kesadaran penghijauan dan pemanfaatan kelapa sebagai potensi ekonomi desa.

 

Mekanisme Program

  • Sebelum menikah, calon pengantin menanam bibit kelapa di lokasi desa.
  • Penanaman ini menjadi simbol untuk membangun kelestarian lingkungan dan komitmen bersama terhadap masa depan keluarga dan desa.
  • Bibit yang ditanam menjadi warisan pohon yang akan tumbuh seiring perjalanan rumah tangga mereka.

 

Manfaat yang Diharapkan

  1. Penghijauan Lingkungan: Pohon kelapa yang ditanam mendukung pemulihan area dan menjaga ekosistem desa.
  2. Peningkatan Ekonomi Desa: Dengan potensi hasil panen kelapa, warga mendapat sumber pendapatan tambahan.
  3. Penguatan Budaya dan Kebersamaan Komunitas: Tradisi ini merekatkan nilai gotong royong dan tanggung jawab sosial di masyarakat.

 

Dukungan dan Implementasi

Inisiatif ini didukung penuh oleh pemerintah desa dan camat sebagai mediator budaya, spiritual, dan lingkungan. Camat berharap tradisi ini menjadi prosedur administrasi standar di Teupah Tengah dan menular ke kecamatan lain di Simeulue dan Aceh.

 

Mengapa Perlu Ditiru Camat Lain

Program CATIN BERTAPAH menjadi contoh bagaimana inovasi bisa muncul dari pemahaman budaya lokal dan momen sosial penting—yakni pernikahan—sebagai medium edukasi dan penghijauan. Model ini menunjukkan bahwa layanan publik inovatif tak selalu mahal, melainkan cerdas, relevan, dan berakar kuat pada masyarakat.

 

Publikasi oleh:

FORCASI – Forum Camat Seluruh Indonesia

www.forcasi.or